Tuesday, April 10, 2007

Siapa yang benar.....?!

Beberapa waktu yang lalu saya sempat berselisih paham dengan istri, seperti layaknya hubungan suami-istri pasti ada lah silang pendapat, beda argumen dan lain sebagainya yang semua itu wajar terjadi dan hal yang lumrah terjadi. Karena seperti kami ini 25 tahun hidup dalam tradisi, pola dan latar belakang kehidupan masing-masing kemudian disatukan lewat pernikahan. Ilmu apapun di dunia ini pasti setuju dan mengamini akan adanya benturan-benturan yang akan dan pasti muncul.

Tapi kesalah-pahaman ini lain dari biasanya. kenapa? karena biasanya sesering apapun kita ribut, 1-2 hari urusan beres dan kita kembali seperti biasa. Tapi yang sekarang ini udah 3-4 hari tidak ada gejala perbaikan malah kayaknya sama-sama mempertahankan ego, masing-masing tidak ada yang mau mengalah.
Sempat terbersit kekhawatiran, karena agama mengatakan "tidak boleh tidak bertegur-sapa lebih dari 3 hari" tapi satu sisi lain mengatakan " bahwa sebagai suami dan kepala rumah tangga harus mempunyai ketegasan dan nilai seorang laki-laki itu dilihat dari harga-diri nya".

Kemudian saya berfikir, dulu cuman 1-2 hari, sekarang 3-4 hari bisa jadi kedepannya lebih lama lagi, waaah bisa gawat kalo terus-terusan begini. saya coba mengingat ke belakang ternyata selama ini cara kita menyelesaikan suatu masalah hanya cukup dengan rasa maklum atas perbedaan latar belakang yang ada tanpa benar-benar mencari apa yang menjadi inti permasalahan tersebut.
Kalo seperti ini maka akan menjadi "lingkaran setan" artinya berputar-putar pada permasalahan yang sama hanya waktu penyelesaian masalahnya saja yang jadi berbeda, seperti yang saya bilang sebelumnya yang tadinya 1-2 hari menjadi 3-4 hari terus 1-2 minggu dan seterusnya.

Akhirnya kita berdua sepakat untuk duduk bersama untuk mencari solusi dari permasalahan yang kita hadapi. Alhamdulillaah setelah kita sama-sama bicara akhirnya kita bisa jadi lebih paham tentang karakter masing-masing. Memang benar kata orang, komunikasi adalah jalan yang efektif untuk mencari solusi permasalahan. Dan dari komunikasi tersebut kita tahu bahwa selama ini masing-masing dari kita lebih berprinsip pada siapa yang benar. Kalo dua orang berselisih pendapat dan disuruh berbicara siapa yang benar maka pasti dengan segala upaya dan argumen yang ada baik itu masuk akal atau tidak, masing-masing akan mengatakan bahwa dirinya lah yang paling benar.

Untuk menjembatani hal tersebut, maka pernyataan "siapa yang benar" harus diganti dengan "apa yang benar". siapa yang benar itu cenderung subjektif sedangkan "apa yang benar" lebih kepada objektivitas.
Jadi "Apa yang benar"yang harus dilakukan suami terhadap istri dan "apa yang benar" yang harus dilakukan istri terhadap suami, kita jadikan sebagai introspeksi awal terhadap segala permasalahan yang dihadapi. Mudah-mudahan Alloh SWT selalu membimbing kami ke jalan yang benar, Aamiin. Karena apa-apa yang benar pasti datangnya dari Alloh dan segala kekurangan tentu datangnya dari kelalaian kita, bukan begitu..???

Perbandingan yang keliru...

Seperti biasa sehabis long weekend kerjaan di hari senin pasti lebih banyak dari biasanya, seperti hari ini seharian duduk didepan komputer membereskan semua laporan yang harus segera dikirim.

Alhamdulillaah akhirnya beres juga, tapi kenapa kepala ini jadi tiba2 pening....hmm mungkin saya terlalu serius mengerjakan laporan sehingga otak ini jadi tegang atau istilah kerennya "stress".

Memang saya ini termasuk orang yang gampang stress, kalo banyak kerjaan stress soalnya takut gak bisa beres, kalo gak ada kerjaan juga "stress" takut mudharat masa perusahaan ngebayar tapi gak ngerjain apa-apa kan sama aja dengan makan gaji buta. Hehehe jadi bener kata orang, kalo apa-apa itu mending yang pertengahan, bukankah agama Islam itu merupakan agama pertengahan yaitu agama yang mengajarkan keseimbangan antara urusan dunia dan urusan akhirat. Yaah..lagi-lagi ajaran agama nya sih bener tapi saya ini suka sulit menerima kebenaran mungkin hatinya perlu dicuci dulu biar bersih hehehe.....

Hah..kok jadi kemana-mana gini ceritanya, itulah saya sekarang ini sebenernya waktu menunjukan pukul 1.05 am waktu singapore tapi mata masih belum menunjukkan rasa kantuk, gara2nya ya sakit kepala itu tadi, pulang ngantor saya makan sebanyak yang saya bisa (karena kata orang tua, kebanyakan sumber penyakit itu berasal dari perut), terus makan obat penghilang sakit kepala, habis sholat maghrib tertidurlah saya.

Pukul 11-an malam, anakku yang kecil terbangun dari tidurnya, mendengar suara anakku yang masih berumur lima bulan itu saya pun tergoda untuk bangun dan menggendong nya karena tadi sepulang dari tempat kerja belum sempat menggendongnya, bukan apa-apa karena dia sudah duluan tertidur.

Sewaktu menggendong anakku yang kecil, terbersit rasa bersalah sama anakku yang besar teringat masa lalu yang jarang sekali aku menimangnya, karena saat itu sering sekali kami terpisah oleh jarak. Tapi alhamdulillaah sekarang kita semua bisa berkumpul sehingga punya waktu lebih banyak buat mereka berdua. Mudah-mudahan Alloh SWT memberikan petunjuk agar saya dapat menjadi Ayah sekaligus teman serta contoh yang baik bagi kedua anak tersebut yang tidak membeda-bedakan dan bisa berbuat adil.

Dan satu lagi juga semoga diberikan kesabaran untuk tidak membanding-bandingkan anak saya dengan anak orang lain dengan dasar bahwa setiap anak mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing demikian halnya dengan anak orang lain. Jadi kalo kita yakin kalo setiap anak punya kelemahan dan kelebihan masing-masing, kenapa pula kita harus membanding-bandingkan nya...? betul tidak..?

Ngomong-ngomong tentang perbandingan hehhehe.....jadi malu sendiri. Karena selama ini saya juga sering membandingkan kehidupan saya dengan kehidupan orang lain, terutama masalah ekonomi dan yang lebih parah lagi saya menjadikan standard hidup orang lain menjadi standard hidup saya. Kayaknya sampai kiamat pun gak akan kecapai.....lawong tiap-tiap orang sudah mempunyai suratan nasib dan takdirnya masing-masing....eh saya ini malah menjadikan takdir orang lain jadi takdir saya...yaa ndak bisa!!....itu namanya melangkahi Gusti Alloh.

Jadi sekarang ini saya mencoba untuk menerima dan mensyukuri apapun yang saya dapat, dan meyakini bahwa "apa-apa yang memang bukan ditakdirkan milik saya sampai kapanpun saya gak akan dapetin" dan "apa-apa yang sudah ditakdirkan untuk saya maka tiada sesuatu pun yang bisa menghalanginya".

Wadooh...rasa kantuk belon juga datang padahal besok musti kerja, sepertinya saya harus beralih ke membaca buku, biasanya dengan membaca rasa kantuk cepat datang hehehehe....